Banyak orang yang sulit membedakan
mana Kata Baku dengan Kata yang Tidak Baku. Saya akan memaparkan dengan jelas
perbedaan Kata Baku dengan Kata Tidak Baku. Sehingga orang dapat memahami
perbedaannya dari Kata bBku dan Tidak Baku.
KATA BAKU DAN KATA TIDAK
BAKU
PENGERTIAN BAHASA BAKU DAN TIDAK
BAKU
Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam
bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan
difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakat Indonesia secara luas.
Bahasa Indonesia nonbaku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak
dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat
Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.
PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA BAKU
DAN TIDAK BAKU SECARA BAIK DAN BENAR
Bahasa Indonesia baku dan nonbaku mempunyai kode
atau ciri bahasa dan fungsi pemakaian yang berbeda. Kode atau ciri dan fungsi
setiap ragam bahasa itu saling berkait. Bahasa Indonesia baku berciri seragam,
sedangkan ciri bahasa Indonesia nonbaku beragam. Pemakaian bahasa yang
mengikuti kaidah bahasa yang dibakukan atau yang dianggap baku adalah pemakaian
bahasa Indonesia baku dengan benar. Dengan demikian, pemakaian bahasa Indonesia
baku dengan benar adalah pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa atau
gramatikal bahasa baku.
Sebaliknya, pemakaian bahasa Indonesia nonbaku
dengan benar adalah pemakaian bahasa yang tidak mengikuti kaidah bahasa atau
gramatikal baku, melainkan kaidah gramatikal nonbaku. Pemakaian bahasa
Indonesia baku dengan baik adalah pemakaian bahasa Indonesia yang mengikuti
atau sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa baku. Pemakaian bahasa Indonesia
nonbaku dengan baik adalah pemakaian bahasa yang tidak mengikuti atau sesuai
dengan fungsi pemakaian bahasa Indonesia nonbaku.
Konsep baik dan benar dalam pemakaian bahasa
Indonesia baik baku maupun nonbaku saling mendukung dan saling berkait.
Tidaklah logis ada pemakaian bahasa Indonesia yang baik, tetapi tidak benar.
Atau tidaklah logis ada pemakaian bahasa yang benar tetapi tidak baik. Oleh
karena itu, konsep yang benar adalah pemakaian bahasa yang baik harus juga
merupakan pemakaian bahasa yang benar atau sebaliknya.
KATA
BAKU
1.
PENGERTIAN
KATA BAKU
Pengertian
bahasa baku, bahasa merupakan alat
komunikasi penting yang dapat menghubungkan seseorang dengan yang lainnya.
Keraf (2005:54) menyebutkan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama
menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa
simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah
sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang
bersifat arbitrer. Pada kaidah bahasa Indonesia terdapat dua ragam bahasa,
yaitu bahasa baku dan bahasa tidak baku.
Istilah
bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam bahasa Inggris,
dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem
Mathesius pada 1926. Ia termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague School.
Pada 1930, B. Havranek dan Vilem Mathesius merumuskan pengertian bahasa baku
itu. Mereka berpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah
dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat
secara luas.
Bahasa baku
adalah bahasa standar (pokok) yang kebenaran dan ketetapannya telah ditentukan
oleh negara. Baku berarti bahasa tersebut tidak dapat berubah setiap saat. Baku
atau standar beranggapan adanya keseragaman. Berdasarkan teori, bahasa baku
merupakan bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan
sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-hari pada
bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan. Tetapi pada penggunaanya bahasa
baku lebih sering digunakan pada sistem pendidikan negara, pada urusan resmi
pekerjaan, dan juga pada semua konteks resmi. Sementara itu, di dalam kehidupan
sehari-hari lebih banyak orang yang menggunakan bahasa tidak baku dan sesuka
hati.
Berdasarkan
pengertian di atas, bahasa baku adalah bahasa standar yang benar dan digunakan
oleh suatu masyarakat pada suatu negara. Bahasa baku atau standar itu harus
diterima dan berterima bagi masyarakat bahasa.
2.
FUNGSI KATA
BAKU
Fungsi Bahasa Baku, menurut
Hasan Alwi, dkk (2003:15) bahasa baku mendukung empat fungsi, yaitu:
a)
Fungsi pemersatu. Indonesia terdiri dari beragam suku
dan bahasa daerah. Jika setiap masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka
dia tidak dapat berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain. Fungsi bahasa
baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian,
bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa.
b)
Fungsi pemberi kekhasan. Suatu bahasa baku membedakan
bahasa itu dari bahasa yang lain. Melalui fungsi itu, bahasa baku memperkuat
perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan.
c)
Fungsi pembawa kewibawaan. Pemilikan bahasa baku
membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi pembawa wibawa bersangkutan dengan
usaha orang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat
pemerolehan bahasa baku sendiri. Penutur atau pembicara (masyarakat) yang mahir
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar memperoleh wibawa di mata orang lain.
d) Fungsi
kerangka acuan. Sebagai kerangka acuan bagi pemakaian bahasa dengan adanya
norma dan kaidah (yang dikodifikasi) yang jelas. Norma dan kaidah itu menjadi
tolak ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau golongan.
3.
CIRI-CIRI
BAHASA BAKU
Menurut Hasan Alwi, dkk
(2003:14) ciri-ciri bahasa baku terbagi menjadi tiga, yaitu:
a)
Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis,
yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah
setiap saat.
b)
Memiliki sifat kecendikian. Perwujudannya dalam
kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan
penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal.
c)
Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman.
Proses pembakuan sampai taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah,
bukan penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa.
Ciri-ciri lain bahasa baku :
a)
Tidak terpengaruh bahasa daerah
b)
Tidak terpengaruh bahasa asing
c)
Bukan ragam bahasa percakapan sehari-hari
d) Pemakaian
imbuhannya secara eksplisit
e)
Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
f)
Tidak terkontaminasi dan tidak rancu
4.
CONTOH KATA
BAKU
Contoh-contoh kata baku antara
lain :
a)
Aktif
b)
Apotek
c)
Izin
d) Jadwal
e)
Makhluk
f)
Nasihat
KATA
TIDAK BAKU
1.
PENGERTIAN
KATA TIDAK BAKU
Pengertian
bahasa tidak baku, bahasa non baku adalah ragam bahasa yang berkode berbeda
dengan kode bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi. Ragam
bahasa nonbaku dipakai pada situasi santai dengan keluarga, teman, di pasar,
dan tulisan pribadi buku harian. Ragam bahasa nonbaku sama dengan bahasa tutur,
yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam
percakapan.
2.
FUNGSI KATA
TIDAK BAKU
Fungsi
bahasa tidak baku, bahasa tidak baku adalah bahasa yang digunakan dalam
kehidupan santai (tidak resmi) sehari-hari yang biasanya digunakan pada
keluarga, teman, dan di pasar. Fungsi penggunaan bahasa nonbaku adalah untuk
mengakrabkan diri dan menciptakan kenyamanan serta kelancaran saat
berkomunikasi (berbahasa).
3.
CIRI-CIRI
KATA TIDAK BAKU
Bahasa nonbaku juga memiliki ciri khas yaitu :
a)
walaupun terkesan berbeda dengan bahasa baku, tetapi
memiliki arti yang sama.
b)
dapat terpengaruh oleh perkembangan zaman.
c)
dapat terpengaruh oleh bahasa asing.
d) digunakan
pada situasi santai/tidak resmi.
4.
CONTOH KATA
TIDAK BAKU
Contoh-contoh kata tidak baku
antara lain :
a)
Aktip
b)
Apotik
c)
Ijin
d) Jadual
e)
Mahluk
f)
Nasehat
Demikian penjelasan tentang Kata Baku
dan Kata Tidak Baku. Dari penjelasan ini orang dapat mengerti dan memahami dari
perbedaan kata tersebut. Semoga penjelasan dari materi ini dapat menambah
pengetahuan di dalam materi bahasa indonesia. Mohon maaf jika penjelasan ini
memiliki kekurangan. Terimakasih