Minggu, 25 November 2018

PENGANTAR PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


A. Menelusuri konsep dan cara pembelajaran Agama Islam di PT

PAI perlu diajarkandi PT dengan alasan negara (dalam hal ini PT ) wajib menjaga keberagamaan para mahasiswa yang sedang belajar di PT

PAI tidak perlu diajarkan di PT, dengan alasan agama merupakan urusan pribadi, keluarga, dan institusi keagamaan (seperti: masjid, pesantren, dan organisasi keagamaan), negara tidak perlu ikut campur dalam urusan agama.

a. Sumber psikologis tentang perlunya pembelajaran PAI di PT

Teis
Mengajak yang lain agar menaati Tuhan
Implikasi: berusaha menyelenggarakan pendidikan agama

Ateis
Mengajak agar manusia tidak bertuhan
Implikasi: menolak bahkan menghalang-halangi penyelenggaraan pendidikan


Konversi agama
Secara psikologis manusia suka bertobat, yakni meninggalkan perbuatan keji dan maksiat, lalu memilih jalan taat. Ada juga penganut suatu mazhab pindah ke mazab lain (yang seagama)
Terjadi konversi  secara teoritis karena ada faktor-faktor yang mempengaruhinya terutama pendidikan agama.

Konversi adalah “tobat” atau “pindah”



Lima tahap konversi agama :
 
Masa tenang I, pada masa ini seseorang  merasa tenang dengan ketidaktaatannya (terhadap agama yang dianutnya), agama yang dipeluknya, dengan madza/keyakinannya
Masa gelisah I: mulai memikirkan keyakinan baru, agama baru, madzab baru. mulai mempelajarinya, menjadi gelisah antara menerima atau menolaknya
Masa konversi: jiak motivasi kearah keyakinan, agama, madzab baru itu kuat, maka orang itu melakukan konversi
4. Masa gelisah II: memikirkan hubungan dirinya dengan orang-orang yang dicintainnya.
5. Masa tenang II: memutuskan bahwa konversi agama ini lah yang benar dan lebih baik , menjadi tenang dan siap menerima resiko yang menimpa dirinnya serta sanggup mengatasinya.

Masyarakat Indonesia terdiri dari, santri, priyayi, dan abangan

Santri          : kaum muslimin yang taat menjalankan lima rukun Islam, mengikuti pengajian-pengajian untuk memperdalam ilmu mereka tentang agama, dan mementingkan pendidikan Islam bagi diri, keluarga, dan masyarakatnya.
Priyayi      : (berdarah biru)
Abangan  : orang Islam juga, tetapi kurang taat dalam menjalankan agama


Sumber historis :

Pesantren  (model pendidikan asli bangsa Indonesia).
Keunggulan Kaya dalam pengembangan keberagmaan dan moralitas, lemah dalam pengembangan ilmu dan teknologi

Sekolah (adobsi model pendidikan dari penjajah belanda)
Unggul dalam pengembangan ilmu dan teknologi, lemah dalam pengembangan keberagamaan dan moralitas.



Sumber Yuridis :

  1. Landasan filosofis berpijak pada pancasila
  2. Landasan yuridis berpijak pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
  3. Pancasila
  4. UUD 1945
  5. UUD No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
  6. UU No. 17 Tahun 2007 Tentang rencana
  7. PP No. 5 Tahun 2010 tentang rencana pembangunan jangka menengah 2010-2014
  8. PP No. 19 Tahun 2005, sebagaimana diubah dengan PP No. 032 Tahun 2013 tentang standar nasional pendidikan
  9. UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendiidkan Tinggi



Makna Islam secara etimologis berasal dari tiga bahasa yakni:
Aslama         :  berserah diri atau tunduk, patuh (Q.S An-Nisa: 59)
Salam         :  damai atau kedamaian (Q.S Ar-Ra’du : 28, Q.S Ali Imran: 19, Q.S Al-A’raf: 205 )
Salamah   : selamat atau keselamatan yakni memilih keselamatan dunia-akhirat 
                   menghindari bencana abadi di neraka.

Secara terminologis :

Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril kemudian Nabi Muhammad menyampaikan agama Islam itu kepada umatnya melalui pengajaran, bimbingan, dan teladan.


            Pendekatan substansia Ajaran :
  1. Pendekatan kajian Al-Qur’an dan sejarah Islam
  2. Pendekatan disiplin ilmu dan kajian isi/ajaran
  3. Pendekatan tentang tujuan didatangkannya syari’at Islam. Untuk (menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan, menjaga harta)

Pendekatan “proses” pembelajaran agama :

Studi implementasi “kaidah Lima” (Qawa’id al-Khams)/ kaidah-kaidah fiqhiyah
Al-Umuru bi maqashidiha (segala urusan tergntung kepada tujuannya)
Al-Yaqinu layuzalu bisysyak (keyakinan tidak dapat dihapus dengan keraguan)
Al-masyaqqatu tajlibut-taysir (kesukaran itu menarik kemudahan)
Adh-dhararu yuzalu ( kemudaratan itu harus dilenyapkan/dihilangkan)
Al-adatu muhakkamah (adat kebiasaan itu ditetapkan sebagai hukum)



           Metode memahami Islam :
  1. Pendekatan Normatif: memahami agama berangkat dari teks yang tertulis dalam kitab suci sampai batas-batas tertentu, karenanya bercorak literalis, tekstualis, atau skriptualis, absolutis. Islam Harus dipelajari dari sumber aslinya yaitu Al-Qur’an dan Sunnah
  2. Pendekatan Historis: memahami agama sesuai aspek eksternal-lahiriah dari keberagaman manusia,Islam dipelajari secara komperhensif dan integral
  3. Pendekatan Filosofis: memahami ajaran agama dengan berfikir filosofis, pemikiran yang kaya alternatif, kreatif, penuh nuansa dan inovatif.
  4. Mempelajari lewat karya ulama-ulama besar

            Karakteristik Agama islam :
  1. Rabbaniyyah (seluruh ajaran Islam bersumber dari Tuhan)
  2. Insaniyyah (Allah tidak menurunkan ajaran yang melampaui kemampuan manusia)
  3. Syumuliyyah (lengkap, memuat ajaran dari urusan yang sangat pribadi hingga persoalan alam semesta raya)
  4. Al-waqi’iyyah (dapat diaplikasikan )
  5. Al-wasathiyyah (pertengahan, ajaran Islam tidak terlalu keras juga tidak terlalu lunak)
  6. Al-wudhuh (jelas)
  7. Al-jam’u baina tsabat wal-murunah
        Himpunan antara yang tetap dan dinamis





Tidak ada komentar: