Haloo teman-teman semua, kembali lagi nih pada pendidikan
pancasila, kali ini saya akan menguraikan tentang makna ideologi bagi negara, oke
langsung aja simak ulasan berikut ini;
MAKNA IDEOLOGI BAGI NEGARA
Seperti yang kita ketahui bahwa pancasila sebagai ideologi nasional
mengandung nilai-budaya bangsa indonesia, yaitu cara berfikir dan cara kerja
perjuangan. Pancasila perlu dipahami dengan latar belakang konstitusi
proklamasi atau hukum dasar kehidupan berbangsa, bernegara dan
bermasyarakat,yaitu pembukaan, batang tubuh, serta penjelasan UUD 1945.
Pancasila brsifat intregalistik, yaitu paham tentang
ahakikat negara yang dilandasi dengan konsep kehidepan bernegara. Menurut soepomo
pancasila yang melandasi kehidupan bernegara adalah dalam kerangka intregalistik,
untuk membedakan paham-paham yang digunakan oleh pemikir kenegaraan lain. Untuk
memahami konsep pancasila yang i ni, terlebih dahulu kita harus paham beberapa teori
(paham) mengenai dasar negara, yaitu sebagai berikut:
1.teori perseorangan (individualistik)
Teori ini dibahas oleh Herbert spencer (1820-1903) dan
horald J.laski (1983-1950). Pada intinya, menurut teori ini ,negara adalah
masyarakat hukum (legal society). Hal ini empunyai pengertian bahwa negara
dipandang sebagai organisasi kesatuan organisasi manusia yang tertinggi. Dengan
semangat renainsance, manusia telah menemukan kembali kepribadiannya. Manusia merupakan
individu bebas dan merdeka , tidak ada yang dibawah orang lain, semua dalam kedudukan dan taraf yang sama. Individu ini selalu
hendak menonjolkan diri sebagai aku. Dia pusat kekuasaan dan selaluingin memperbesar kekuasaannya. Oleh karena
itu individu saling berhadapan, senantiasa mengadu tenaga dalam perebutan
kekuasan (laboratorium pancasila ikip
malang,1983). Negara dipandang sebagi hasil perjanjian masyarakat (social contract)
dari individu-individu yang bebas, sehingga hak-hak orang seorang (hak asasi)
adalah lebih tinggi kedudukannya daripada negara yang merupakan hasil bentukan
dari individu-individu bebas tersebut.
Cara pamnadang individualistis ini sebagaimana dijelaskan
oleh prof. Soepomo di dalam rapat BPUPKI , tidak kita pilih atau tidak kita
ikuti. Cara pandang individualistis ini mendapat pertentangan didalam sejarah
kenegaraan di eropa dari kelompok sosialis-komunis yang dipelopori oleh
marx,enels, dan lenin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar